Senin, 23 November 2015

Chapter 8: Financial Reporting and Management Reporting Systems

Pada bab ini, akan membahas peran utama dari sistem buku besar (General Ledger System /     GLS) sebagai sistem utama yang menghubungkan sistem pemrosesan transaksi melalui arus informasi formal. Siklus-siklus transaksi memproses peristiwa-peristiwa individu yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun-akun tambahan. Journal Vouchers dan akun-akun yang diringkas dari transaksi-transaksi ini dialirkan ke sistem buku besar, yang selanjutnya mengadakan input ke sistem pelaporan Keuangan (Financial Reporting System / FRS). Proses pelaporan keuangan disajikan dalam beberapa langkah kegiatan yang dimulai dengan merekam transaksi dan mengakhirinya dengan menyiapkan laporan keuangan. Perubahan yang signifikan terdapat pada proses laporan keuangan manual, dalam bentuk XBRL (Extendable Business Reporting Language), dalam kurun waktu dekat. Bab ini menguraikan pedoman utama XBRL dan impilkasinya terhadap rekening-rekening atau akun-akun. Pada akhirnya, sistem pelaporan manajemen (Management Reporting System / MRS) diuji. Sistem pelaporan manajemen (MRS) dapat dibedakan dari sistem pelaporan keuangan (FRS) dilihat dari sudut pandang kepatuhan: pelaporan keuangan  bersifat perintah sedangkan pelaporan manajemen bersifat bebas, artinya manajemen bebas untuk menentukan kebijakannya. Informasi pelaporan manajemen dibutuhkan untuk perencanaan dan pengawasan aktivitas perusahaan. Manajemen organisasi mengimplementasikan penerapan dari sistem pelaporan manajemen (MRS) atas kebebasan yang diberikan kepada perusahaan, berdasarkan pada kebutuhan pengguna internal. Bab ini akan menguji faktor-faktor yang menggerakkan bentuk atau model dari beberapa aplikasi tersebut.

 Sistem Buku Besar (GLS)

  
         Siklus-siklus transaksi memproses peristiwa-peristiwa individu yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun-akun tambahan. Ringkasan-ringkasan dari transaksi-transaksi ini diteruskan ke GLS dan menjadi sumber-sumber input untuk MRS dan FRS. Bagian terbesar pertransferan ke GLS berasal dari subsistem pemrosesan transaksi. Perlu dicatat, meskipun begitu, informasi tersebut juga diteruskan dari FRS sebagai feedback ke GLS.

Komponen-komponen utama Sistem Buku Besar (GLS)

  1.  The Journal Voucher

        Journal Voucher, yang menggambarkan ringkasan transaksi-transaksi sejenis, mengidentifikasi jumlah keuangan dan pengaruhnya terhadap akun buku besar. Transaksi-transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup diinput dalam buku besar melalui journal vouchers.

2.    The GLS Databese

Database GLS mengandung berbagai macam file. Seperti yang digambarkan dalam gambar di bawah ini.


·         General Ledger Master File (File Master Buku Besar)
Merupakan file dasar dalam database GLS. File ini didasarkan pada chart of accounts (susunan akun) yang ditampilkan organisasi. Contoh:


·         The General Ledger History File
           Mempunyai format yang sama seperti file master. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan data keuangan histori untuk laporan keuangan komparatif.

       The Journal Voucher File
              Merupakan kumpulan journal vouchers yang diproses dalam periode berjalan.

       The Journal Voucher History File
         Berisi  journal vouchers untuk periode yang lalu. Informasi historikal ini mendukung kewajiban mengurus manajemen terhadap akun dalam menggunakan sumber yang ada.

       The Responsibility Center File
      Berisi penerimaan, pengeluaran, dan data penggunaan sumber lainnya untuk masing-masing tanggung jawab pusat dalam organisasi. MRS menggunakan data ini sebagai input dalam mempersiapkan laporan pertanggungjawaban bagi manajemen.

       The Budget Master File
           Berisi jumlah anggaran untuk penerimaan, pengeluaran, dan sumber-sumber lain untuk tanggung jawab pusat. 

3.    GLS Prosedure
 Beberapa aspek dari prosedur pembaharuan GLS yang dijalankan baik sebagai operasi terpisah maupun mengintegrasikan antar sistem pemroseran transaksi.


 Sistem Pelaporan Keuangan (FRS)

Penerima utama informasi laporan keuangan adalah pengguna eksternal, seperti stockholders, kreditor, dan instansi pemerintah. Secara umum, bnisa dikatakan bahwa pengguna di luar informasi tertarik dengan performa organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan informasi yang mengizinkan mereka untuk mengobservasi performa dalam kurun waktu tertentu dan untuk membandingkan antar organisasi yang berbeda. Oleh karena itu, informasi pelaporan keuangan harus disiapkan dan disajikan oleh semua organisasi dengan cara yang diterima secara umum dan dimengerti oleh pengguna eksternal.

1.    Pengguna Berpengalaman dengan Kehomogenan Kebutuhan Informasi
Karena komunitas pengguna eksternal itu luas dan kebutuhan informasi individu mereka mungkin bervariasi, laporan keuangan ditujukan untuk audiens umum. Mereka dihadapkan pada persoalan bahwa audiens terdiri dari pengguna berpengalaman dengan kehomogenan kebutuhan informasi yang relatif sama. Dengan kata lain, dapat diasumsikan bahwa pengguna laporan keuangan memahami kebijakan dan dasar akuntansi yang diterapkan dan bahwa laporan tersebut berisi informasi yang bermanfaat.

2.    Prosedur Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan merupakan tahap akhir dari seluruh proses akuntansi yang dimulai dengan siklus transaksi. Proses tersebut dimulai dengan pencatatan bersih pada awal tahun fiskal. Hanya akun-akun balance sheet (permanen) yang diikutkan dari tahun sebelumnya. Berikut ini prosedur pelaporan keuangannya:
ü  Capture the transaction. Dalam tiap-tiap siklus transaksi, transaksi-transaksi dicatat dalam file transaksi yang tepat.
ü  Mencatat dalam jurnal khusus. Tiap-tiap transaksi dicatat dalam jurnal. Ingat bahwa pengklasifikasian kejadian dari transaksi secara berulang-ulang, seperti penjualan, dicatat dalam jurnal khusus. Sebaliknya, transaksi yang tidak berulang-ulang dicatat dalam jurnal umum atau dalam journal voucher secara langsung.
ü  Posting ke buku besar pembantu.
ü  Posting ke buku besar.
ü  Menyiapkan neraca saldo belum disesuaikan.
ü  Membuat jurnal penyesuaian.
ü Menjurnal dan posting jurnla penyesuaian. Journal voucher untuk penyesuaian disiapkan dan diposting ke akun buku besar yang sesuai.
ü  Menyiapkan neraca saldo setelah disesuaikan.
ü  Menyiapkan laporan keuangan.
ü  Menjurnal dan memposting jurnal penutup.
ü  Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan.
Laporan keuangan sistem periodik pada banyak organisasi menetapkannya sebagai sekumpulan proses, seperti yang digambarkan dibawah ini.










XBRL-Perencanaan Kembali Pelaporan Keuangan
XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting Language yang merupakan standar intrnet yang secara spesifik didisain untuk pelaporan bisnis dan pertukaran infomasi. Tujuan dari XBRL adalah untuk memfasilitasi publikasi, pertukaran, dan pemrosesan informasi bisnis dan keuangan. XBRL merupakan bentuk asli dari standar internet lainnya yang disebut XML (eXtensible Markup Language)

XML (eXtensible Markup Language)
XML merupakan bahasa yang dirancang khusus untuk mendeskripsikan sebuah bahasa. Istilah extensible artinya bahwa beberapa bahasa dapat dibuat dengan menggunakan XML. Termasuk menciptakan bahasa markup yang mampu menyimpan data dalam bentuk relasi yang menambahkan (atau perintah format) yang dipetakan ke dalam nilai data. Oleh karena itu, XML biasanya dapat digunakan sebagai model struktur data dari database internal sebuah organisasi. Contohnya terdapat dalam gambar di bawah ini yang menunjukkan perbedaan HTML dengan XML menggunakan bookstore order formatted di kedua bahasa.

XBRL (eXtensible Business Reporting Language)
            Melihat kelebihan potensial dari XML, AICPA mendorong penelitian dalam menciptakan bahasa pemrograman akuntansi yang spesifik. XBRL merupakan dasar bahasa XML yang didesain untuk menyediakan komunitas financial dengan metode yang telah distandarisasi untuk menyiapkan, mempublikasikan, dan otomatis pertukaran informasi keuangan, termasuk laporan keuangan yang dikerjakan oleh perusahaan  secara umum. XBRL bukan hanya digunakan untuk melaporkan data keuangan secara keseluruhan, tetapi juga dapat diterapkan untuk mengomunikasikan informs yang berhuban dengan transaksi individu. Berikut disajikan gambaran umum dari proses pelaporan XBRL.

PENGAWASAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN (FRS)

Risiko potensial dari FRS adalah sebagai berikut.
  •  Jejak audit yang tidak sempurna
  •  Tidak disahkannya akses terhadap buku besar (GL)
  • Akun-akun buku besar tidak seimbang dengan akun tambahan/akun pembantu
  • Kesalahan saldo akun buku besar karena tidak siotorisasi atau kesalahan journal voucher


*    Penerbitan Sas 78/Coso Control
  •       Otorisasi transaksi
  •              Pemisahan tugas/tanggung jawab
  •        Akses pengawasan
  •        Pencatatan akuntansi
  •       Verifikasi independen


*    Implikasi Pengawasan Internal XBRL
Walaupun keuntungan potensial XBRL dan teknologi web yang diasosiasikan telah diteliti, ada beberapa hal yang harus diperhatikan implikasi pengawasan potensial dalam menggunakan XBRL. Ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
ü  Taxonomy Creation
ü  Taxonomy Mapping Error
ü  Validation of Instance Documents

*           Sistem Pelaporan Manajemen (MRS)
Pelaporan manajemen sering disebut dengan kebebasan untuk menentukan dan memilih pelaporan karena ia tidak berupa perintah, seperti pelporan keuangan. Pelaporan manajemen telah diakui sebagai komponen penting dari struktur pengawasan internal suatu organisasi. Sistem pelaporan manajemen yang langsung memperhatikan persoalan-persoalan manajemen sesuai dengan waktunya menunjang keefektifan manajemen dan keobjektifan bisnis suatu perusahaan.

Beberapa factor yang mempengaruhi MRS:
1.       Dasar-dasar Manajemen (Management Principles)
Ø  Menyusun tugas-tugas (Formalization of Tasks)
Implikasinya: memberikan izin spesifikasi formal dari informasi yang dibutuhkan untuk mendorong tugas-tugas.
Ø  Pertanggungjawaban dan Otorisasi
Dalam suatu bisnis organisasi, manajer mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas secara menurun melalui hirarki organisasional dari atasan ke bawahannya.
Ø  Jangka waktu pengwasan
Implikasinya: manajer dengan pembatasan jangka waktu pengawasan mengandung kerincian dari operasi dan dengan Keputusan yang spesifik.
Ø  Manajemen dengan pengecualian
Implikasinya: manajer membutuhkan informasi yang mampu mengidentifikasi operasi-operasi atau sumber-sumber yang berisiko di luar pengawasan.

2.       Fungsi, Level, dan Tipe Keputusan Manajemen
Ø  Keputusan perencanaan strategi
Ø  Keputusan perencanaan taktis
Ø  Keputusan pengawasan manajemen
Ø  Keputusan pengawasan operasional
-          Standar-standar
-          Evaluasi pencapaian
-          Tindakan perbaikan

3.       Struktur persoalan
Ø Data. Nilai digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan terhadap masalah.
Ø Prosedur-prosedur. Rangkaian tahap-tahap atau aturan keputusan yang digunakan dalam memecahkan masalah.
Ø Tujuan. Hasil dari pembuat keputusan yang diharapkan tercapai dengan pemecahan masalah. 

4. Tipe Laporan Manajemen
Ø  Tujuan Laporan
Ø  Pelaporan yang terpogram
Ø  Atribut pelaporan
-          Relevan
-          Menyeluruh
-          Exception Orientation
-          Akurat
-          Lengkap
-          Tepat waktu
-          Ringkas

5. Peetanggungjawaban Akuntansi
Ø  Pengaturan Tujuan Keuangan : Proses Anggaran
Proses anggaran membantu manajemen mencapai tujuan keuangannya dengan menentukan pencapaian yang dapat diukur untuk masing-masing segmen dalam organisasi.
Ø  Performa Pengukuran dan Pelaporan
Pengukuran performa dan elaporan dilakukan di setiap segmen operasional perusahaan.
Ø  Responsibility Centers
Bentuk umum dari responsibility center ini adalah cost centers, profit centers, dan investment centers.

6. Pertimbangan Tingkah Laku

                Kesimpulannya adalah dijelaskan bahwa kebebasan memilih dalam pelaporan bukan secara subjektif ditujukan sebagai pedoman professional dan pengakuan hukum layaknya perintah yang tidak membebaskan pelaporan keuangan. Lebih dari itu, kebebasan ini ditetapkan karena ada beberapa faktor, yaitu dasar manajemen, fungsi, level, dan tipe Keputusan manajemen, struktur permasalahan, pertanggungjawaban akuntansi, dan Pertimbangan Tingkah Laku. Pada bab ini, menjelaskan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap model MRS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar