Senin, 30 November 2015

TUGAS 4, 24 November 2015

1. Fraud Tree






Fraud dapat diartikan sebagai suatu tindakan secara sadar atau tidak (kebiasaan) yang dilakukan oleh  seseorang atau kelompok dalam melanggar aturan yang telah diterapkan untuk keuntungan pribadi.
Menurut ACFE (The Association of Certified Fraud Examiners) Fraud Tree adalah system klasifikasi mengenai kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di dalam suatu perusahaan. Secara umum, klasifikasi yang dilakukan terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Penyimpangan atas asset (Asset Missappropiation)

Penyalahgunaan terhadap aktiva tetap atau harta perusahaan yang digunakan untuk keuntungan pribadi. Ini merupakan bentuk yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value). Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Asset misappropriation dalam bentuk penjarahan cash dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu: skimming, larceny, dan fraudulent  disbursements.

Fraudulent disbursements ialah pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah. Modus operandi dalam penjarahan aset yang bukan uang tunai atau uang di bank adalah misuse dan larceny. Misuse adalah penyalahgunaan, misalnya penggunaan kendaraan bermotor perusahaan atau aset tetap lainnya untuk kepentingan pribadi. Kalau hanya dipakai selama menjabat disebut misuse, namun kalau tidak dikembalikan sesudah tidak lagi menjabat disebut larceny.


       2.  Pernyataan palsu (Frudulent Statement)
Biasanya pernyataan dalam suatu laporan keuangan yang digunakan agar perusahaan terlihat lebih baik, padahal dalam kenyataannya tidak. Dilakukan dengan cara-cara akuntansi seperti  earning managemen dan windows dressing. Contoh: kasus Enron
Jenis fraud ini sangat dikenal para auditor yang melakukan general audit (opinion audit). Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing. Fraud ini berupa salah saji aset atau pendapatan yang lebih tinggi dari sebenarnya (asset/revenue overstatements) dan menyajikan aset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya (asset/revenue understatements). 

         3. Korupsi (Corruption)
Tindakan yang dilakukan biasanya oleh satu atau lebih orang yang saling menguntungkan. Jenis ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, dimana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di Negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga factor integritasnya masih seringkali tidak dapat terdeteksi. Menurut Associatian of Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan corruption sebagai berikut: 

a.    Conflicts of interest ialah suatu keadaan dimana para pejabat memanfaatkan kuasanya untuk menggunakan keluarga ataupun kroninya menjadi pemasok atau rekanan di lembaga – lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
b.      Bribery ialah pemberian hadiah kepada seseorang dengan maksud untuk mencapai sutu tujuan (penyuapan).
c.  Illegal gratuities ialah pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Contoh hadiah ulang tahun, parsel dll.
d.   Economic extortion ialah suatu bentuk meminta dengan mengancam (pemerasan) kepada orang lain.

2. COSO Framework 2013



      Terdapat 5 komponen, yaitu:  

1.      Control Environment
      Tindakan atau kebijakan manajemen yang mencerminkan sikap manajemen puncak secara keseluruhan dalam pengendalian manajemen. Yang termasuk dalam control environment adalah:
-          Integrity and ethical values (Integritas dan nilai etika)
-         Commitment to competence (komitmen terhadap kondisi)
-         Board of Directors and audit comitte (Dewan komisaris dan komite audit)
-     Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi)
-         Organizational structure (struktur organisasi)
-        Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya) 

2.      Risk Assesment  
     Tindakan manajemen untukmengidentifikasi,menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan danperusahaan secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment adalah:
-          Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan)
-          Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses)
-          Risk identification and analysis (identifikasi risiko dan analisisnya)
-          Managing Change (mengelola perubahan)



3.      Control Activities
         Tindakan-tindakan yang diambil manajemen dalam rangka pengendalian intern. Yang termasuk control activities adalah:
-         Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
-        Security (application and network) = keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan
-         Application change and management (manajemen perubahan aplikasi)
-         Business continuity or backups (kelangsungan bisnis)
-         Outsourscing (penggunaan tenaga outsourcing)


4.      Information and Communication
Tindakan untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas. Yang termasuk komponen ini adalah:
-          Quality of information (kualitas informasi)
-          Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi)
5.      Monitoring 
    Penilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuaian yang diperlukan sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam kondisi ini yaitu: 
-          On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung) 
-          Separate of evaluations (evaluasi yang terpisah) 
-          Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi)


3. Two Types of IT control

1.      IT General Control (ITGC)
ITGC menggambarkan dasar dari struktur pengendalian IT. ITGC membantu memastikan kebenaran dari data  yang dihasilkan  oleh system IT dan didukung pernyataan yang tegas bahwa hasil tersebut dijamin kebenarannya. ITGC biasanya mengandung beberapa tipe pengendalian,yaitu:
-        Control environment, untuk membentuk budaya perusahaan.
-       Change management procedures, didesain untuk memastikan perubahan sesuai dengan criteria bisnis.
-     Source code/document version control procedures, didesain untuk melindungi integritas dari kode program.
-      Software development life cycle standars, didesain untuk meyakinkan proyek IT diatur secara efektif.
-   Logical access policies, standards, and procedures, didesain untuk mengatur akses berdasarkan kebutuhan bisnis.
-       Incident management policies and procedures, didesain untuk menunjukkan kesalahan proses operasional.
-    Problem management policies and procedures, didesain untuk mengidentifikasi dan menunjukkan akar permasalahan suatu insiden.
-  Technical support policies and procedures, didesain untuk membantu pengguna menyajikan secara lebih efektif dan melaporkan permasalahannya.
-      Hardware/software configuration, installation, testing, management standards, policies and procedures.
-   Disaster recover/backup and recovery procedures, untuk dapat melanjutkan proses meskipun dalam keadaan merugikan.
-    Physical security, untuk memastikan keamanan fisik teknologi informasi dari risiko individu dan risiko lingkungan.



2.      IT Application Control (ITAC)
Merupakan disajikan secara otomatis oleh sistem. Didesain untuk memastikan kelengkapan dan keakuratan pemrosesan data dari input hingga outputnya. Pengendalian ini dasarnya sangat bervariasi sesuai dengan tujuan bisnis dari aplikasi yang spesifik.. pengendalian ini juga membantu  memastikan keamanan dan privasi data yang ditransmisikan antar aplikasi. Beberapa komponen yang termasuk ITAC, yaitu:
-     Completeness checks control, memastikan semua catatan diproses mulai dari permulaan hingga lengkap.
-    Validity checks controls, memastikan bahwa hanya data yang valid yang diinput atau diproses.
-       Identification controls, memastikan semua pengguna diidentifikasi secara unik dan tak bias dibantah.
-    Authentication controls, yang memberikan sebuah mekanisme autentifikasi di dalam system aplikasi.
-       Authorization controls, memastikan bahwa hanya bisnis yang disetujui pengguna yang mempunyai akses pada system aplikasi.
-    Input controls, memastikan integritas data berasal dari sumber yang baru ke dalam system aplikasi.
-     Forensic controls, memastikan data adalah secara ilmiah benar dan secara matematis benar berdasarkan pada input dan outputnya.

Sumber:



www.sciencebooth.com 
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Information_technology_controls